Jakarta, CNN Indonesia –
Presiden Iran, Masoud Pezeshkian dan Putra Mahkota sekaligus pemimpin de facto Arab Saudi Mohammed bin Salman (MbS) membahas hubungan kedua negara dalam percakapan telepon, Minggu (10/11) sore.
Percakapan di antara mereka terjadi saat Iran sedang berperang dengan Israel. Pasangan ini telah terlibat dalam serangan mematikan sejak Teheran menembakkan ratusan rudal hipersonik dan balistik ke Israel pada awal Oktober.
Kantor berita Iran IRNA melaporkan dalam sebuah wawancara bersejarah bahwa Pezeshkian dan MbS sepakat untuk memperkuat hubungan bilateral. Iran dan Arab Saudi memutuskan hubungan diplomatik beberapa tahun lalu setelah serangkaian konfrontasi di Timur Tengah.
Pezeshkian juga menyatakan tidak bisa menghadiri pertemuan gabungan Liga Arab dan Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) yang digelar Senin (11/11) di Riyadh karena kesibukannya.
Sebaliknya, Pezeshkian mengatakan Wakil Presiden Mohammad Reza Aref akan menghadiri pertemuan tersebut.
Pezezhkian juga memuji inisiatif Arab Saudi terkait perang antara Liga Arab dan OKI untuk membahas masalah Timur Tengah. Ia yakin pertemuan ini akan memberikan langkah konkrit untuk menghentikan kejahatan rezim Zionis Israel di Jalur Gaza, Palestina, dan Lebanon.
Sementara itu, MbS juga mengucapkan terima kasih kepada Pezeshkian atas kesempatannya menelepon. MbS mengatakan dia telah menyatakan pemahamannya mengenai krisis Iran dan mengharapkan keberhasilan “saudara-saudara Iran”.
MbS juga mengatakan, hubungan Iran dan Arab Saudi kini berada pada momen kritis dalam sejarah, dan ia yakin hubungan kedua negara bisa mencapai level yang lebih tinggi.
Ia menambahkan, akan mendiskusikannya dengan Wakil Presiden Iran. Dalam wawancara tersebut, Pangeran MbS kembali mengajak Pezeshkian mengunjungi Arab Saudi.
Menanggapi ajakan Pezeshkian untuk mengunjungi Iran, MbS mengatakan merupakan suatu kehormatan baginya untuk mengunjungi Iran di masa depan.
(rds / rds)