Jakarta, CNN Indonesia –
Media Lebanon memberitakan Khaled Mashal akan menjadi pemimpin Hamas, setelah Yahya Sinwar dibunuh Israel pada Rabu (16/10).
Kantor berita Rusia TASS, mengutip situs berita LBCI Lebanon, mengatakan bahwa Mashal, yang merupakan perwakilan luar negeri Hamas, akan menjadi oposisi kelompok tersebut terhadap pemimpin baru.
“Sumber tersebut mengonfirmasi bahwa Mashal berperan sebagai pemimpin sementara Hamas,” demikian laporan TASS LBCI Lebanon, Jumat (18/10).
Laporan media juga mengatakan bahwa Mashal bertanggung jawab untuk berkomunikasi dengan pihak-pihak utama dalam negosiasi pembebasan sandera Israel.
Selain itu, sumber tersebut mengatakan bahwa Hamas memberi tahu pihak berwenang Turki, Qatar, dan Mesir tentang kematian Sinwar.
Sumber tersebut juga mengatakan bahwa pembicaraan mengenai pertukaran teroris dan upaya untuk mengakhiri perang melawan Israel akan terus sulit dilakukan.
Pemimpin Hamas yang baru menjabat dua bulan, Yahya Sinwar, tewas dalam operasi Israel di Rafah, Jalur Gaza, Kamis (17/10) waktu setempat.
Tentara Israel telah mengumumkan bahwa tentara mereka sedang melakukan pemeriksaan rutin dan mereka akan bertemu dengan tentara kami. Mereka ikut serta dalam penembakan hingga tiga orang tewas.
Seorang tentara Israel membenarkan bahwa dia melihat wajah salah satu dari tiga pria bersenjata itu mirip Yahya Sinwar. Setelah dilakukan tes biometrik, sidik jari, dan DNA, jenazah tersebut dipastikan sebagai Yahya Sinwar.
Yahya Sinwar meninggal hanya dalam waktu dua bulan menggantikan mantan pemimpin Hamas, Ismail Haniyeh, yang terbunuh di Teheran, Iran.
Hamas menunjuk Sinwar sebagai pemimpin mereka pada awal Agustus setelah Ismail Haniyeh terbunuh dalam serangan Israel di Iran.
Sebelum penunjukan ini, Sinwar hampir tidak tampil di depan umum bahkan ketika Israel menyerang Gaza pada Oktober 2023.
Sebelum menggantikan Haniyeh, Sinwar merupakan tokoh Hamas paling populer di Israel. Ia juga dikenal sebagai pemimpin militer Hamas di Gaza.
(Dna/paket)