
Jakarta, CNN Indonesia –
Read More : Alasan Sandra Dewi dan Harvey Moeis Bisa Dapat Bantuan Iuran BPJS
Bahlil Lahadalia, menteri energi dan mineral dan harta mineral, mengatakan bahwa pembelian minyak pemanas yang dilayani (BBM), seperti pembelian pertalite, belum penting sejauh ini.
Menurut Bahlil, inilah alasan mengapa pemerintah tidak dapat melaporkan perubahan dalam sistem distribusi bahan bakar yang dilayani terbaru. Dia masih mengoordinasikan Badan Statistik Pusat (BPS) untuk mengkonfirmasi data.
Data BPS yang digunakan adalah orang yang termasuk dalam kategori yang salah, sehingga mereka memiliki hak untuk menerima bahan bakar yang dioperasikan atau BLT untuk penggantian.
“BPS memberi saya, tetapi kami akan memperbaiki data lagi. Kami, data belum solid, “katanya di kantornya pada hari Kamis (1/16).
Menurutnya, masih ada banyak data publik yang tumpang tindih, sehingga survei berlangsung lagi. Jika data sudah pasti nanti, mereka akan segera diumumkan bahwa BLT akan menggantikan BBM yang didukung.
“Alih -alih subsidi, data yang diizinkan untuk memberikan atau mentransfer alih -alih subsidi masih dikenakan. Saya tidak ingin diberikan karena tujuan subsidi diberikan kepada mereka yang memenuhi syarat.
Sebelumnya, Bahlil memastikan bahwa akan ada sistem baru yang akan disediakan pemerintah untuk menggantikan distribusi bahan bakar yang didukung melalui dukungan kas langsung (BLT).
Read More : CSIS Kritik Terobosan Kebijakan Pemerintah, TNI Urus Pangan-Danantara
“Kemudian, ketika kami akhirnya mengumumkan semuanya, termasuk sistem dan lainnya
Menurut Bahlil, kemajuan mempersiapkan sistem bahan bakar baru telah mencapai 98 persen. Oleh karena itu, sistem bahan bakar akan segera diumumkan.
“Kami akan mengumumkan tahun ini. Berdoalah saja untuk akhir data. Karena data tidak boleh tumpang tindih. Ya (kemajuan) 98 persen, “katanya.
(AGT/LDY)